Selasa, 08 September 2009

Penutupan

Semua tidak berniatkan untuk penghabisan
Hanya saja kemandekan selalu melekat pada suatu diri
Mungkin dengan apa yang dilakukan dapat menjadi alih-alih penampilan
Bersipu pada gelaran pasir,sesekali pada onggokan batu
Disana mata akan luas meraup pandangan
Seketika telinga mengumpulkan gurih bebunyian akibat benturan
Angin itu terlalu pedas bergerilya menyentuh kulit ini
Tak ada kuasa tubuh itu melawan kekuasan alam ini,menikmati.
Beratus kenangan mungkin menjadi visualisasi menyambut keadaan tadi.
Aku ingin menghujamnya,hujaman sebilah belati berkarat,tersayat infeksi dan mati.
Bukan apa dan siapa,hanya kepada pribadi ini.

Episode mentari.

Berlalu,menuju yang juga telah lalu.
Imaji warna memulas kulit putih awan.
Lembayung pembalut biru.
Kali ini menciptakan,sesuai kebutuhan.
Bergantung,membiakkan belatung,bau busuk kekecewaan.

Episode transisi.

Gembira karena keberuntungan menderanya.
Romantika aktivitas janggal menjadi tujuan.
Sudah lama,keheningan yang tersaji,kemuakan.
Umpatan itu ibarat nyanyian,
mengalun elok mengkilaukan pelampiasan,lagi berkilah.

Episode peruntungan.

Lebih,dugaan di luar kuasa yang membawanya.
Dia tetap setia merengkuh banyak kepala di bawahnya.
Bidang lingkaran itu punya kemaluan yang hebat,
membuatnya cepat merambat lenyap.
Kelenyapan itu keindahan,dinanti dan diabadikan.
Semua mencicipinya,kekaguman sempurna.

Episode penutupan.

Episode ini tak terhentikan,penutupan berarti pembukaan yang ditunggu.