Rabu, 29 April 2009

tidak mungkin tidak

Semua ini berasal dari sebuah tempat yang mungkin sangat sulit untuk aku untarakan. Tempat ini bukan artian sebenarnya dimana tempat dari suatu perasaan yang bernaung pada sebuah kembimbangan. Entah apa yang akan aku lakukan selanjutnya hanya masa mendatang yang akan tahu. Memang semua ini akibat perasaanku yang bernaung pada kebimbangan. Keheningan dalam suatu langkah yang memaksaku untuk tetap tidak peduli dengan masa yang akan datang, karena masa yang akan datang sendiri yang menetukan apa gerangan yang bakal ada.

Aku bersama banyak temanku mungkin telah banyak menemui ini. Dan mungkin ini akan merembet pada jiwa kalian, jiwa-jiwa usang. Jiwa usang yang menderita kronis, berbelatung dan bernanah. Apakah otak kita akan merelakan ini semua?Serentak mungkin akan menjawab tidak.Tapi aku lain, aku ingin yang lain dan aku membiarkan jiwaku ini tergerogot oleh belatung jahanam dan beliang air nanah. Semua itu indah aku rasakan. Perih yang mungkin tak akan ada bandingannya, di dunia sekalipun. Jangan tercengang dengan keadaanku, keadaan dimana kalian sendiri tidak tahu keadaan itu. Banyak orang merasa suatu kenikmatan dari sayatan kebimbangan, nikmat tiada tara. Aku bahagia dalam kerasnya terpaan guncangan luka.

Sepintas kalimat sebelumnya jelas aku rasa, dan selalu berlalu. Dan kini semuanya telah berlalu. Berganti apakah yang berlalu itu, aku akan mencoba menyanyikannya dalam sebuah aluran rindu oleh sesuatu yang terdahulu. Kini aku telah berdiri pada derajat hidupku sendiri. Hidupku yang bising diantara hidup orang-orang dan hidup orang-orang yang bising karena hidupku. Satu yang aku rasakan bahwa aku mengetahui titik apa ini, derajat apa yang sedang aku tempati. Kalian sadar aku telah beralih dari masa-masa yang aku tuliskan sebelumnya. Aku berubah, entah baik atau buruk, tetap aku tak memperdulikannya. Tak aku pikirkan tetapi aku mengetahui apa ini semua.

Berawal dari sebuah pertemuan ku dengan seseorang, sesuatu dan keadaan. Seseorang itu aku perlu sesuatu itu aku butuhkan dan ternyata keadaan itu aku impikan. Semua terjadi pada suatu ketika, suatu ketika aku merasakannya. Tentunya akupun baru sekali itu merasakannya. Wajar apabila aku mengagungkan suatu ketika itu, suatu pesta. Berjalannya suatu pesta mengiringiku untuk mengenal seseorang itu. Benar suatu pesta yang sering dilakukan oleh sekelompok anak muda, seumuran dengan aku. Entahlah apa makna dari pesta itu bagi kalian dan mereka, yang jelas pesta itu adalah suatu masa yang mengukung perasaan senang setiap mengingatnya. Sebuah dan beberapa kejadian dalam pesta itu memang tidak begitu mencengangkan tapi semua ada dalam ingatanku, ingatan untuk tetap mengingatnya. Bersama dengan kalian aku tergulung ombak rasa yang indah nian bagaikan impian yang terasa hiperbola sastra.

Lanjut dari itu semua dengan sedikit mudah aku mengenal seseorang itu. Jelasnya tak semudah menjemur baju pada terik matahari yang akan menjadi takdir bahwa baju itu menjadi kering. Disinilah aku mempertegas, aku telah bisa membuat masa mendatang setelah yang aku alami pada masa itu dan bukan hanya saja menunggu sesuatu akan menjadi sesuatu tanpa adanya daya dariku untuk mencipta. Mencipta keadaan tentunya, ini adalah titik pertama perubahan yang ada pada diri. Mungkin banyak orang akan membayangkan akan butuh sesuatu yang seberat kontainer yang sering berjajar di pelabuhan bongkar muat barang. Tidak, tidak seberat yang menjadi angan kita. Mudah sekali bagi orang yang menganggapnya setengah mati untuk mengangkat kontainer itu. Tertalu mudah bahkan untuk dilakukan. Tak perlu perencanaan. Hanya butuh sedikit pikiran tenang dan menghapus banyak sekali keluha. Keluhan tentang apa yang dirasakan.

Berjalan mulus seakan aku sedang berjalan pada sebuah jalan lumpur. Jalan lumpur, karena apabila ketika kita berdiri pada masa itu, aku dan jelas kalian semua akan dengan mudah tergelincir dan memang berat seperti kontainer untuk mencoba berdiri kembali. Jadi bijak adalah solusi terbaik. Seseorang itu kini berada hanya beberapa langkah dari tempat aku berdiri diatas jalan lumpur itu. Ikuti saja jangan banyak bicara tak perlu juga menambah kecepatan langkah karena aku berpikir cerdas bahwa licin jalan itu justru akan segera mengantarkan aku untuk menjemputnya. Aku dengan bijak memberdayakan otak untuk bekerja mengendalikan semua yang aku miliki termasuk emosi. Tak perlu kesombonganku yang menjadi pembahasan tetapi proses yang aku alami yang mungkin harus kalian camkan. Patri itu di otak kalian karena semuanya akan berpusat di otak kalian.

Berikutnya, aku mendapatkan seseorang itu, memilikinya. Hujaman pertanyaan justru muncul pada diriku sendiri. Untuk apa, mengapa dia, lalu bagaimana dan sebagainya, amarah pertanyaan itu menghujam otakku. Sekali lagi aku gunakan otakku dioplos sedikit perasaan tentunya. Pertama yang aku lakukan bahwa aku telah memutuskan untuk memberi label pada seseorang itu, yang dengan dibantu jalan lumpur aku miliki, bidadari penyelamat. Banyak alasan pribadi yang mendasari pilihan label itu. Tak perlu aku tulis disini karena itu akan bersangkut paut dengan apa yang kalian alami. Untuk aku label itu mewakili banyak hal yang menyangkut tulisanku di awal. Apa yang telah dia lakukan, sadar ataupun tidak dia melakukannya namun itu semua yang ada tanpa diada-ada.

Baiklah pertama sudah aku lakukan, kini selanjutnya, aku gunakan bidadari penyelamat untuk mengungkung otak. Otakku aku penjarakan dengan menempatkan bidadari penyelamat di dalam persemayaman otak, otakku adalah sumber keinginan yang akan memutar balikan apa yang aku inginkan. Kenyataannya aku mulai merasakan sebuah keadaan yang berbeda, keadaan yang nyaman. Kenapa aku nyaman karena aku sadar otakku tak perlu bekerja lagi untuk mencip takan keinginan. Satu tugas otakku berkurang, gunakan untuk hal lain, seputar hidup. Bersuara dengan semestinya mulai aku lakukan. Tidak perlu gelembung fana tepuk tangan menggiurkan. Kini semua akan terjadi kembali, kembali terjadi. Bukan tentang seseorang yang lain tapi keadaan baru yang tak akan kuasa aku tahan. Atur keadaan yang akan terjadi tentukan keadaan seperti apa. Jangan kalahkan dirimu untuk hidup, kalahkan hidup untuk dirimu. Aku hidup dalam hidup yang aku ciptakan tanpa teror sistem yang mengunci mati keinginanku. Patahkan sistem itu karena aku sendiri yang menciptakan sistem itu, jika telah usang pikirkan sistem yang baru hancurkan sistem lama untuk tetap hidup abadi dalam sistemku sendiri.

Satu itu aku satu. Satu hidupku aku satu untuk hidup. Selebihnya aku dan bidadari penyelamat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar